
Bukan,
bukan mata yabg terpejam atau raga yang terlelap dalam istirahat panjang . bukan plula mimpi - mimpi indah atau suara dengkur yang teratur karna lelah, hingga lengah dan lupa akan kenyataan. kalbu yang layu dan lesu, hingga tak bergegas menyambut seruan kebenaran itu . sebab cahaya kebenaran dan kegelapan hanya terlihat oleh mata batin yang terjaga. yang pendar - pendarnya menghidupkanh kalbu . cahaya kebenaran itu menyuguhkan pemandangan tentrang nikmat sang pencipta yang sebagian bersarang di dalam diri - diri kita. hanya kalbu yang mengerti bahwa karunianya melampaui semua bentuk pengharapan .
Maka,
bersyukur menjadi sebuah kewajiban tanpa batas wktu. tidak ada jalan lain selain senantiasa membersihkan hati darinya, dengan mengakui kekurangan diri, seray memuji kenikmatan nikmatnya.
Selalu, hanya sedikit diantara hamba - hamba yang tau. Dan, mungkinkah kita termasuk diantara mereka..? semoga..!